Fakta Unik Mengenai Keong Sawah Yang Beracun
Perbedaan Keong Sawah Yang Beracun Dengan Jenis Keong Yang Lain
Keong sawah yang beracun-Keong merupakan hewan yang
sangat akrab dengan masyarakat indonesia, khususnya bagi mereka yang tinggal di
daerah pedesaan. Karena daerah pedesaan cenderung dengan lahan-lahan persawahan
yang luas dengan air yang melimpah ruah. Lahan persawahan inilah yang dijadikan
keong sawah sebagai habitat atau tempat tinggal yang sangat disukainya.
Keadaan inilah yang membuat keong banyak dijumpai di daerah pedesaan. Namun
tidak hanya di daerah desa yang banyak penduduknya, namun dimana ada air,
biasanya disitu banyak ditemukan keong dengan berbagai jenis termasuk keongsawah yang beracun. Misalnya air tawar seperti sungai, rawa, danau dan
juga bisa hidup di perairan asin seperti laut.
Secara zoologi
atau morfologi, keong dikelompokkan kedalam kelas moluska. Selain keong,
masyarakat luas juga sering menyebut hewan kecil ini dengan sebutan siput.
Keong atau siput dibagi menjadi dua jenis, yaitu siput yang mempunyai cangkang
dan siput yang tidak mempunyai cangkang atau sering disebut dengan keong bugil.
Panggilan untuk keong bugil inipun berbeda-beda di setiap daerah di seluruh
Indonesia. Sebagai contoh masyarakat Jawa Tengan dan Jawa Timur memanggil keong
bugil ini dengan sebutan resrespo.
Diatas
sudah kita bahas mengenai habitat atau temapat tinggal keong. Lalu apakah
makanan asli siput atau keong? Pada umumnya siput atau keong memakan tumbuhan
yang ada sekitarnya. Jadi keong termasuk kedalam hewan pemakan tumbuhan atau
herbifora. Begitu juga dengan keong sawah yang beracun, ia malah memakan
tanaman padi yang tumbuh di sawah tempat ia tinggal. Jadi tak heran jika para
petani menganggap keong sawah yang beracun sebagai hama tanaman padi.
Contoh Keong Sawah Yang Beracun
Keong
Emas
Keong
emas merupakan hewan yang mempunyai nama latin Pomacea canaliculata lamarck. Jenis keong ini lah yang termasuk kedalam keong sawah yang beracun. Pada tahun
1980-an masarakat Indonesia menganggap keong emas adalah makanan sumber protein
baru, yang mudah didapat dan menjangkau semua lapisan masyarakat pada waktu
tersebut. Namun sungguh tidak di sangka, keong emas malah membawa masalah yang
serius untuk para petani. Keong emas berkembang biak dengan sangat pesat. Keong
emas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam oleh para petani. Ahirnya para
petani banyak yang gagal panen. Tidak hanya di Indonesia saja, ternyata hama
keong emas juga terjadi di negara-negara tetangga seperti Filipina, Vietnam,
Thailan dan negara negara-negara asean lainnya. Dapat kita gambarkan siklus
perkembangbiakan keong emas sebagai berikut.
Seekor
keong emas betina dapat menghasilkan 15 kelompok telur dalam satu kali siklus
hidupnya yaitu sekitar 60-80 hari. Lalu setiap kelompok terlur berisi 250-500
butir telur. Ini merupakan perkembang biakkan yang sangat luar biasa. Dimana
satu ekor keong emas dewasa dapat menghasilkan 1000-1200 telur dalam satu
bulan.
Karena
hal inilah para petani kewalahan mengatasi hama keong emas yang makin
merajalela. Para petani banyak melakukan berbagai cara untuk mengatasi hama
keong emas, mulai dari memunggutnya langsung dari sawah, memanfatkan bebek
untuk memakan keong-keong muda, mengunakan tanaman beracun sampai menggunakan
pestisida yang memiliki dampak kurang baik untuk tanaman padi itu sendiri.
Contoh Keong Sawah Yang Tidak Beracun
Keong
Sawah Tutut
Tutut
merupakan jenis keong sawah yang aman dikonsumsi oleh manusia dan tutut tidak
termasuk kedalam jenis keong sawah yang beracun. Tutut memiliki nama latin Pila ampullacea. Sedangkan nama
tutut itu sendiri merupakan nama sebutan yang sangat populer untuk keong sawah
jenis ini di daerah Jawa Barat. Tutut juga sering disebut dengan keong gondang,
siput air, atau siput sawah. Habitat asli dari tutut ini adalah di perairan
tawar mulai dari sawah, parit, sungai dan danau. Tutut ini merupakan keong
sawah yang layak konsumsi karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.
Jadi tutut bisa menjadi alternatif sumber protein selain ikan, telur dan
daging. Tutut juga mudah kita dapatkan sehingga menjadi makanan bergizi tinggi
dengan harga terjangkau. Sehingga semua kalangan masyarakat bisa menikmati
keong yang satu ini. Namun kita tetap harus berhati-hati. Bukan karena tutut
mengandung racun, tetapi ada kalanya tutut bisa menjadi beracun. Hal ini bisa
disebabkan karena penggunaan pestisida yang berlebih pada area persawahan.
Sehingga tutut menjadi terkontaminasi sehingga bisa mengandung racun.
Jika
dibandingkan dengan keong emas, keong gondang atau tutut masih berkerabat.
Perbedaannya, tutut memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam. Sedangkan
keong emas memiliki warna cangkan lurik kecoklatan. Jika dilihat dari segi
ukurannya keong tutut memiliki ukuran yang lebih kecil bila di bandingkan
dengan keong emas.
Contoh
di atas merupakan contoh keong sawah
yang beracun dan keong sawah yang aman di konsumsi. Jadi kita harus lebih
hati-hati jika mengkonsumsi daging keong yang kita dapatkan di area persawahan.
Nutrisi Yang Terkandung Dalam Keong Emas Atau Keong Sawah Yang Beracun
Walaupun
keong emas merupakan hama tanaman padi yang sangat meresahkan para petani, namu
keong emas atau keong racun juga mempunyai nutrisi yang sangat tinggi. Dalam
setiap 100 gram daging keong emas terdapat gizi yang sangat tinggi. Diantaranya
mengandung vitamin C, Zn, Cu, Mn dan lodium serta kandungan lain seperti niacin
1,8 mg, riboflavin 12 mg, kalium 17 mg, natrium40 mg, protein 12,2 gram, lemak
0,4 gram, karbohidrat 6,6 gram, abu, 3,2 gram, fosfor 61 mg serta energi
makanan sebesar 83 kalori. Sungguh kandungan gizi ini sangat tinggi. Walaupun
demikian keong emas tetap termasuk kedalam keong sawah yang beracun. Dimana
racun keong emas bisa menyebabkan keracunan pada manusia dengan tingkat rendah
hingga sedang. Oleh sebab itu lebih baik kita menghindari jenis keong ini.
Apabila kita benar-benar ingin mencicipi atau mengkonsumsi keong, lebih baik
kita mengkonsumsi daging keong tutut. Kandungan gizinya pun tidak kalah dengan
keong emas.
Demikian
informasi yang bisa saya sampaikan mengenai keong sawah yang beracun. Dengan
informasi ini, semoga kita bisa lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi keong,
sehingga kita bisa terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan.
Semoga
informasi ini bermanfaat untuk kita semua. Jika ada salah kata, mohon
teman-teman bisa membantu untuk menyempurnakannya. Terimakasih sudah
berkunjung.
racunnya apa? ada sumber pustakanya? saya baca di situs luar google tdk disebutkan keong mas beracun. mungkin saja racunnya itu akumulasi pestisida yg dipakai petani, dengan kata lain kalau dipwlihara di air bersih dan pakan bersih tdk akan ada masalah.
BalasHapusbetul... saya sudah pernah mencoba measak dan memakannya... hasilnya WOWO uenakkkk tenan
BalasHapusKeong mas beracun, tapi asal pintar mengolahnya, bisa dimakan.
BalasHapusSama seperti umbi gadung.
Kalo mau bilang beracun kasih penjelasan yang spesifik dan sumber.nya .. .
BalasHapusSampai sekarang ngga ada sumber beritanya ya kenapa keong mas disebut beracun.....(waiting mode)
BalasHapusEmng beracun gan, racunnya ada di mulutnya yg bergerigi, tp kl diolah dgn bnar buang mulut n rongga mulutnya mka jd mkanan yg lzat, soalnya pengalaman sya gan pernah ikut bkin sate keong mas di salatiga buat angkringan, shari bs 1000 tusuk tp aman2 aj tuh
BalasHapusBe tullll
Hapustak beracunlah...yg sakit perut sebab dimasak pedas...
BalasHapuskeong racun.
BalasHapusBuat artikel asal asalan dan copas copas aja gak ada sumbernya..jgn jgn nte ngetik sambl nerawang di kuburan HAHAHA
BalasHapusmmmmmm sayur bayam kam mengandung zat besi,cara masaknya sekali saja ndak boleh di angetin karena bisa beracun (kata orang tua dulu) apa yg di sebut beracun di keong mas ini seperti ini?atau bagaimana?
BalasHapusinfo yang sangat bagus buat saya makasih yah
BalasHapusbayar tagihan indihome