Pengertian Keong Sawah Atau Tutu
Keong
sawah atau tutut (Pila ampullacea) merupakan
hewan yang memiliki cangkang sebagai rumah atau tempat berlindung saat dirinya
terancam bahaya. Tutut banyak ditemukan di area persawahan. Karena hal inilah
masyarakat sekitar menyebut keong ini dengan sebutan keong sawah. Sudah sejak
lama masyarakat yang tingga di dekat area perairan atau persawan memanfaatkan keong sawah atau tutut ini untuk
dikonsumsi. Walaupun bentuknya yang kecil, namun tutut memiliki gizi yang sangat
tinggi. Selain memiliki gizi yang tinggi tutut juga mempunyai manfaat yang
sangat luar bisa. Sehingga masyarakat sekitar tidak ragu untuk mengkonsumsinya.
Keong sawah atau tutut
memiliki nama latin (Pila
ampullacea). Hewan ini termasuk dalam kelompok Operculata yang hidup
di perairan dangkal dengan aliran air yang tenang atau lamban misalnya area
persawahan, pinggiran danau, pinggiran sungai bahkan banyak juga di temukan di
rawa-rawa. Walaupun siput sawah atau tutut suka hidup di area persawahan namun
tutut tidak suka dengan air yang kotor. Sehingga tutut jarang kita jumpai
melata atau bersembunyi di balik lumpur persawahan seperti jenis keong yang
lain. Namun tutut akan kita temukan dengan mudah menempel pada batang atau
ranting kecil yang ada di dalam air jernih.
Berdasarkan marga bellamya, siput sawah atau tutut dibagi menjadi dua jenis yaitu
tutut Jawa (Bellamya javanica) dan tutut
Sumatra (Bellamya sumatrensis). Tutut Jawa banyak menyebar di negara Thailand,
Kamboja, Malaysia, Indonesia dan Filipina. Sedangkan tutut sumatra daerah
penyebarannya meliputi Thailand, Kamboja, Malaysia dan Indonesia.
Ciri- Ciri Keong Sawah Atau Tutut (Pila ampullacea)
Keong sawah atau tutu ini, tinggi cangkangnya bisa mencapai
40 mm sedangkan diameternya 15-25 mm. Jika dilihat dari ukurannya keong jenis
ini lebih kecil bila di bandingkan dengan jenis keong yang lain. Keong sawah
ini memiliki cangkan yang berbentuk seperti kerucut membulat. Sedangkan
warnanya mulai dari hijau- kecoklatan hingga
kuning kehijauwan. Memiliki jumlah seluk sebanyak 6-7, sedikit cembung
dan seluk yang terahir memiliki ukuran yang lebih besar. Ujung cangkangnya
berbentuk runcing, dan menyiku tumpul
pada keong sawah yang masih muda.
Keong jenis ini memiliki bentuk mulut yang membundar,
tepinya bersambung dan tidak melebar umumnya memiliki warna hitam. Keong ini
memiliki bentuk operculum yang agak bundar telur, agak cekung dan tipis dan
warnanya coklat kehitaman.
Kandungan Gizi Keong Sawah Atau Tutut
Mengenai kandungan gizi, keong ini sudah tidak diragukan
lagi. Karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deviance Resource Centre
dalam 100 gram keong sawah atau
tutu ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi diantaranya kalsium
sebanyak 217 mg, protein 12% , 81 grm air dan rendah kolesterol.
Selain itu keong ini juga mengandung banyak vitamin yang
sangat di butuhkan oleh tubuh kita diantaranya Niacin, Vitamin A yang baik
untuk kesehatan mata, vitamin E yang baik untuk kulit, folat yang baik untuk
ibu hamil dan perkembangan janin. Ditambah lagi keong sawah atau tutut ini juga
mengandung mikronutrien yang berupa
mineral dan kalsium yang sangat di butuhkan oleh manusia untuk membantu proses
pertumbuhan tulang dan gigi. Selain mengandung mikronutrien tutut juga mengandung makronutrein. Jika tutut diolah dengan baik dan benar, sebenarnya
tutut bisa menjadi alternatif makanan sumber protein hewani dengan harga yang
sangat terjangkau bila di bandingkan dengan daging ayam, kambing atau sapi.
Walaupun kandungan gizinya sangat tinggi,
kita tetap harus berhati-hati dalam mengolahnya. Karena tutut juga merupakan
inang dari beberapa penyakit parasit. Selain itu, pengunaan pestisida yang
berleih juga akan mempengaruhi siput. Namun kita tidak perlu cemas, jika tutut
di masak dengan cara yang benar, maka kita akan bisa menikmatinya daging tutut
yang lezat dengan aman.
Keong Sawah Atau Tutut-Pengertian Tutut Jawa (Bellamya Javanica)
Tutut Jawa (Bellamya Javanica) adalah sejenis siput air tawar anggota
suku Viviparidae. Keong ini banya banyak di temukan di area persawahan, pinggir
sungai kecil, parit dan rawa-rawa. Keong ini seja dulu sudah di jadikan makanan
sumber protein yang harganya sangat terjangkau. Terutama di daerah pedesaan di
pulau Jawa.
Ciri-ciri Tutut Jawa (Bellamya Javanica)
Tutut jawa ini memiliki tinggi cangkang
sekitar 40 mm dan diameter 15-25, bentuknya bulat, mengerucut dan agak tipis.
Warnanya kuning kehijauwan, coklat kemerahan atau hijau kecoklatan dan
bergaris-garis. Biasanya dihiasi dengan 3- 5 garis lingkar coklat kehitaman
yang indah. Pada keong yang masih muda cangkangnya menyiku tumpul sedangkang
pada keong dewasa cangkangnya agak runcing namun rombang. Memiliki jumlah seluk
6-7 dengan seluk yang ahir memiliki ukuran yang lebih besar. Keong ini memiliki
tutup cangkang (operkulum) sedikit
bundar telur, tipis, sedikit cekung, berwarna coklat kehitaman, bergaris-garis,
dengan inti letaknya agak ketepi. Sedangkan Pusar (Umbilikus) memiliki ukuran yang sempit dan biasanya di batasi
dengan lunas. Mulut cangkang miring dan bentuknya bundar.
Baca juga: Fakta Unik Mengenai Keong Sawah Yang Beracun
Tutut ini biasanya banyak di temukan pada dinding-dinding
batu, ranting pohon yang berada di dalam air. Selain itu tutut ini juga
biasanya bersembunyi di balik lumut. Tutut jawa ini banyak kita temukan di persawahan,
sungai, parit, kolam, danau dan rawa-rawa.
Khususnya masyarakat di pulau Jawa sering mengumpulkan tutut
ini untuk di konsumsi secara peribadi. Selain di konsumsi tutut ini juga banyak
di jual di pasar-pasar tradisional, dengan cara di jual mentahan atau di jual
dengan bentuk olahan.
Tutut Jawa juga mengandung gizi tinggi seperti keong sawah
yang sudah di jelaskan di atas. Sehingga keong ini juga bisa di jadikan makanan
sebagai sumber protein hewani. Tetapi tetap saja, kita harus selau waspas jika
ingin mengkonsumsi tutut jenis ini. Tutut jawa ini merupakan salah satu inang
bagi cacing parasit Echhinostoma yang
dapat menyebabkan penyakit radang usus pada manusia. Salah satu cara agar kita
dapat menyantap tutut jawa ini dengan aman adalah merebusnya dengan baik dalam
waktu yang cukup lama. Sehingga larva-larva cacing Echinostoma yang berada dalam daging tutut bisa mati.
Itulah tadi informasi mengenai keong sawah atau tutut yang bisa saya bagikan. Saya mengucapkan terimakasih banyak telah berkunjung ke sini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk kita serta orang-orang yang kita cintai.
lengkap sekali penjelasannya terimakasih yah
BalasHapuswww.alfamartku.com promo